Hai, gaes kali ini saya akan membahas tentang salah satu kunci dalam kesuksesan dalam trading saham, bagi teman-teman yang seorang trader saham mungkin pernah merasakan senang, sedih, emosi, ingin cepat untung dan sebagainya. Perasaan seperti senang, sedih termasuk dalam ranah jiwa kita (Psikologi Trader), terkadang logika kita tertutup oleh emosi sesaat, padahal dalam dunia saham cukup beberapa detik saya untuk membeli atau menjual saham, maka tidak disarankan membeli atau menjual saham hanya karena emosi sesaat.
Sebagai contoh, Budi seorang trader ritel saham, ia membeli 100 lot saham ASRI kemudian beberapa jam harga naik 2% padahal target awal memang 2% keuntungan ia akan menjual sahamnya, kemudian beberapa saat ia melihat harga saham ASRI naik lagi menjadi 3% karena ingin cepat untung banyak, Budi menambah lagi lot menjadi 2 kali lipatnya 200 lot, padahal trading plan nya hanya menargetkan 2% saja, setelah membeli lagi saham tersebut ia menunggu agar harga naik lagi namun apa yang terjadi, harga saham ASRI malah berbalik arah menjadi merah -2% (minus dua persen), kira-kira dalam hati “menggerutu : kenapa tadi saat untung tidak saya jual, malah beli lagi sehingga sekarang porto merah”, Budi kemudian menjual sahamnya ketika minus alias merah tentu merugi dari segi nilai, Budi menjual saham ASRI 200 lot (semua) karena takut harga turun lagi, sehingga Budi menanggung kerugian akibat takut dan memutuskan jual rugi. Perasaan senang saat saham kita naik sehingga sayang kalau mau jual membuat kita serakah ingin untung lebih banyak lagi padahal tidak ada yang tahu kapan saham akan turun harga. Begitulah kira-kira manfaat disiplin sesuai trading plan kita dan mengendalikan emosi kita jangan sampai jual atau beli berdasar emosi sesaat itulah Psikologi Trader.
Ketika saya ikut grub premium edukasi saham dan rekomendasi dari suatu Grub Premium membahas Psikologi Trader menyatakan bahwa jika anda mampu mengendalikan ketakutan, keserakahan, trading anda akan lancar. Pasar saham menawarkan godaan yang besar seperti berjalan di gudang emas. mereka memancing serangan keserakahan atau juga gelombang ketakutan, ketakutan apa? Ketakutan akan kehilangan yang lebih besar (cut loss). Emosi membuat trader bagaikan berenang disungai yang ada banyak buayanya, usaha anda menghindar dari buaya sangat kuat, usaha anda yang kuat ini membuat semakin yakin anda mampu keluar dari sungai tersebut, akan tetapi kenyataan bahwa banyak buaya dan besar buaya membuat anda kalah, so jangan kecebur ke sungai (jangan emosi). Kesuksesan atau kegagalan trading anda tergantung pada emosi anda sendiri. Anda mungkin memiliki manajemen trading yang bagus tetapi karena anda arogan, takut atau marah membuat anda tidak disipilin menerapkan trading plan anda dengan baik.
Ketika gelombang porto memerah sesaat (misal satu bulan) padahal trading plan anda membeli untuk dapat deviden, dan menjual saham tersebut nanti jika sudah kembali ke harga normal atau hijau, namun karena harga turun terus, hingga beberapa minggu (porto tidak kunjung hijau) karena anda marah dan takut rugi lebih banyak sehingga anda menjual saham tersebut ketika saham anda minus alis merah, karena tidak sabar menunggu, dan ingin cepat membeli saham yang lain yang menggiurkan karena ijo royo-royo, itu sebagian contoh manajemen emosi anda, hal ini juga lebih condong ke kualitas mental masing-masing, meski memiliki ilmu analisa sama namun faktor psikologis juga berpengaruh.
Sebuah grub premium edukasi saham berpendapat bahwa mayoritas trader menghabiskan sebagian waktum mereka mencari trading yang bagus, ketika sudah masuk sebuah trading mereka tidak mengelolanya melainkan “menggeliat” dari penderitaan atau “menyeringai” karena kegirangan, mereka menaiki roller coaster emosi dan melewatkan elemen inti dari kemenangan managemen emosi. Ketidak maupuan untuk mengelola diri sendiri (secara psikologi) membawa kepada managemen risiko yang buruk dan kerugian.
Perasaan yang dirasakan ribuan trader bergabung menjadi gelombang Psikologi Trader yang besar yang menggerakan pasar saham. Jika pikiran anda tidak sesuai dengan pasar atau anda mengabaikan perubahan dalam hal psikologis, anda tidak memiliki peluang untuk menghasilkan uang dari trading. Trader profesional akan mengenali begitu pentingnya psikologi pasar, sedangkan sebagian besar trader (amatir) mengabaikan psikoligis.
Jika kita selalu menggunakan perasaan dan emosi kita tentu akan jauh dari trading plan kita kecuali kebetulan untung, tapi yang namanya jual beli saham harus memiliki rencana, analisa agar tidak menjadi spekulan, karena trader itu dalam keputusn jual atau beli harus berdasar analisis baik fundamental atau teknikal, perlu juga trading plan dan money management selain harus mampu membaca psikologis pasar juga menguasai psikologi diri agar mampu mengikuti pasar, agar tidak malawan arus trend pasar.
Di grub investasi saham di platform facebook ada beberapa yang mengeluhkan ketika dibeli harga saham turun, ketika cut loss dijual harga malah naik, atau anda sendiri pernah mengalami perasaan seperti itu? Kesalahan seperti tersebut diatas merupakan kesalahan mindset atau polapike kita, saat kita dalam posisi marah maka kita trading tidak fokus kejiwaan kita terganggu sebab portofolio saham kita merah, atau asal beli saham tanpa analisis, tidak peduli untung atau rugi.
Selanjutnya mengenai kenapa saat kita beli saham kok harga saham tersebut turun, karena orang yang ingin cepat kaya instan maka butuh yang di korbankan (macam rampok hehehe) siapa yang di rampok, ya para trader yang tidak mampu menganalisa saham dengan baik dan trader yang psikologinya terganggu, so jaga psikologi anda saat trading saham, keputusan saat marah adalah tidak baik. Alasan lain ketika saham yang kita beli kok turun adalah memang saham tersebut sebelumnya udah naik dan saham yang reversal palsu, jadi saham yang naik butuh turun, dan saham yang turun itu butuh naik.
Kalau ketemu saham yang naiknya drastis maka turunnya juga akan drastis dan sebaliknya. Biasanya jika dikasih saham merah dia nya tidak mau masuk, tetapi giliran langsung ke hijau maka ia berani untuk masuk, apa alasannya? Secara logika kalau merah bisa jadi tambah dalam turunnya atau kalau hijau kemungkinan aja akan semakin naik, tidak itu tidak benar jadi buag polapike yang seperti itu tanamkan polapike bahwa “saham naik itu butuh turun, dan saham turun itu butuh naik”.
Lalu kapan waktu yang tepat untuk beli? ya saat muncul sinyal beli dong gaes, saatnya beli ya beli saat ada sinyal jua ya jual. Sinyal beli seperti apa? Secara teknikal cara analisis masing-masing orang berbeda, anda dapat mempelajari analisa teknikal saham atau juga fundamentalnya.
Bahaya trading saat marah atau saat berambisi akibat psikologi trading yang buruk, maka saat marah jangan dipaksakan trading, jangan pernah menjadi trader yang menjadi jagoan saat market melawanmu. Saat ambisius, kalau cut loss berkali-kali maka jangan paksakan untuk trading, kalau duit mu habis di cut loss biasanya sifat manusia itu gimana caranya agar uang yang hilang agar kembali lagi, apa yang terjadi? Dia berani masuk beli saham lagi yang sudah merah dengan modal besar dengan psikologi marah, malah turun lagi saham yang dibeli terus cut loss lagi, tambah ambisius jika tidak terkendali psikologisnya maka hal konyol dapat saja terjadi anda akan berlalu ke trading dengan margin / limit (pinjam uang dari sekuritas) ya kalau untung kalau kena margin call waduh tambah dalam nih porto merahnya, bisa habis tuh modal jadi modal-madul. Jadi kalau saat psikologi kita sudah down / terganggu udah STOP jangan trading dulu tenangkan emosi kita.
Lalu kenapa saham dijual cut loss malah naik, khusus saham gorengan, Bandar itu ada team khusus untuk melihat siapa yang masuk siapa yang keluar, jadi seperti diatas kalau sudah ada korban (cut loss) maka disana aksi naik mulai terjadi, jadi ikuti pergerakan Bandar jikalau itu saham gorengan, kalau Bandar akumulasi ikut akumulasi jika Bandar distribusi ikut jual barang, atau jika terdeteksi bandarmologi saran kami hindari saham gorengan. Cie-cie itu semua hanya pendapat sederhana saja yang sebagian di ambil dari bahan mentor di grub sekolah trading, boleh kok di kritik karena saya nulis ini sambil belajar. Semoga bermanfaat ya gaess.
Posting Komentar
Berkomentarlah yang baik agar tidak melanggar hukum dan agama