Sejak lulus menjadi Sarjana Hukum (SH) saya belum ada cita-cita menjadi notaris, bekerja menjadi ASN atau karyawan swasta adalah harapan saya waktu itu. Namun takdir mengatakan lain pekerjaan yang di impi-impikan tidak kunjung dicapai hingga beberapa tahun, sekitar dua tahun seteleh lulus baru mendapat pekerjaan meski bukan pekerjaan vaforit, yang penting halal dan mencukupi kebutuhan. Setelah berjalan beberapa tahun ingin mencapai pekerjaan vaforit, ya, sebut saja cpns sehingga karena entah apa yang ada di benak saya pada waktu itu, membuat saya mengundurkan diri, ikut ujian cpns dan beberapa kali gagal dan kembali lagi mencari pekerjaan dan hanya bertahan 1 tahun karena passion saya rasa kurang cocok sehingga saya berusaha untuk kembali ke jalur bidang hukum karena sebelumnya bekerja di bidang pendidikan.
A. Lima Tahun Setelah Lulus Sarjana Hukum
Lima tahun setelah lulus kuliah sarjana hukum saya berusaha menggeluti dunia hukum pada waktu itu saya diterima di kantor notaris /PPAT sehingga saya harus keluar dari pekerjaan sebelumnya. Pada awal bekerja kira-kira 3 bulan menyesuaikan diri dengan pekerjaan dibidang ini (sekitar tahun januari 2012), selanjutnya mulai mendalami pekerjaan dibidang hukum kenotariatan ini.
Jenuh dan pasti dalam pekerjaan ada masalah (pekerjaan juga pribadi) membuat saya tertekan dan ingin mencari suasana lain, pada waktu itu setelah dua tahun bekerja atau didalam rentang waktu tersebut ada masalah “skandal” disebut skandal yah, biar agak mentereng dikit lah … atau lebih tepat nya cinlok, meski sudah beberapa kali saya mengalami namun baru yang kesekian kali tersebut membuat saya sangat kalap terbawa emosi, namun sepertinya akal sehat saya masih jalan dan saya juga masih ingat sama Tuhan dan minta petunjuk jalan terbaik.
Akhirnya saya mengambil keputusan untuk mencoba sekolah notaris yang nantinya untuk membuka kantor Notaris / PPAT (semoga terwujud dan sukses full hinga pensiun). Pada waktu itu saya mencari info sekolah notaris dari di dekat kantor hingga dekat kampung halaman, setelah beberapa pertimbangan saya memutuskan untuk mendaftar di Semarang UNDIP sekolah notaris, jika diterima saya akan resigh dari karyawan notaris dengan alasan sekolah, dan ternyata saya diterima dan harus menyelesaikan pendidikan Magister Kenotariatan saya.
B. Setelah Lulus Magister Kenotariatan
Sekitar 21 bulan (selama itu saya kuliah aja alias menganggur) setelah lulus tahun 2016 saya kembali ke kantor notaris yang lama selama 1 tahun, dan karena alasan orang tua sepertinya kurang setuju akhirnya saya kembali ke Jawa dan meneruskan magang 2 tahun calon notaris di Semarang dari tahun 2017 hingga awal 2019, karena sudah memenuhi masa magang 2 tahun dan karena alasan menikah maka sebaiknya pekerjaan satu daerah dengan istri.
Masa magang 2 tahun saya sambil ikut ujian kode etik magang bersama magang BPN juga ujian PPAT, karena waktu itu ujian PPAT 2016 tidak ada syarat magang maka saya langsung ikut dan lolos di Kabupaten di Jawa Tengah. Sehingga waktu itu saya galau ketika tahun 2018 mendapat calon istri di Jawa Barat, sedangkan untuk pengajuan di tahun 2018 setelah Magang BPN saya tidak bisa meminta pindah daerah kerja di Jawa Barat karena saat ujian lulus di Kabupaten di Jawa Tengah. Januari 2019 SK saya suah turun namun baru bisa diambil di Maret 2019. Mau tidak mau saya harus membukan kantor PPAT di Kabupaten di Jawa Tengah, sekitar bulan April saya mengangkat sumbah jabatan PPAT dan Mei-Juni 2019 mulai meyiapkan kantor meski sederhana dan mulai ngantor di kantor PPAT saya yang mungil dan sederhana tapi saya bangga.
C. Pandemik Global Memaksa Menutup Kantor “sementara”
Sepuluh bulan membuka kantor PPAT muncul pandemic global, maka dengan alasan itu sementara kantor PPAT tutup sementara dengan alasan kesehatan, dalam waktu 10 bulan itu juga belum mendapat klien satu pun sehingga membuat keyakinan saya untuk menutup sementara kantor hingga pandemic ini berakhir atau paling tidak terkendali, meski pemerintah mengijinkan membuka kantor namun saya memilih menutup sementara layanan.
Selain itu juga mempersiapkan pindah wilayah jabatan juga menunggu SK Notaris yang tertunda karena batalnya UPN, susahnya masuk PPKJN, hingga penundaan kegiatan PPKJN tahun 2020 gelombang 2, lengkap sudah penderitaan dalam perjuangan ini, semoga segera menuai hasil manisnya.
Selain pandemic global, alasan lain adalah SK Notaris tertunda karena menunggu kegiatan PPKJN dari tahap 1 tahun 2019 kuota habis, gelombang 2 tahun 2019 juga tidak mendapat jatah kursi PPKJN, hingga gelombang 1 dan 2 tahun 2020 dibuka dan mendapat jatah kursi di gelombang2, pelaksanaan gelombang 1 sudah dilaksanakan secara daring sekitar pertengahan 2020, sedangkan gelombang 2 belum ada informasi hingga 2021 ini, doakan kegiatan tersebut segera terlaksana.
D. Kegiatan Selama Masa Pandemic (setelah Tutup Kantor Sementara)
Sejak lulus kuliah saya mecari kesibukan dari melamar kerja hingga bantu-bantu orang tua sebagai petani, hingga pernah jadi marketing juga tutor anak sekolah hingga merantau di kepulauan Riau, dan saya rasa pengalaman manis dan pahit cukup untuk bekal mengarungi hidup dengan menjadi Notaris / PPAT, namun ternyata tidak semudah dan semulus kisah di senetron yang sabar selalu menang, ketika harus mengurus kantor sendiri yang belum ada pemasukan, bahkan pengeluaran harian selalu ada.
Menguras tabungan hingga minta bantuan orang-orang terdekat untuk menambal pengeluaran harian tersebut, sambil berusaha mencari sampingan lain apalagi setelah pandemic yang tidak dapat mengandalkan kantor PPAT sebagai mata pencaharian saat ini, sehingga mencari sampingan dari menulis online hingga mengajar di kampus meski hasil tidak seberapa di syukuri saja.
Selain kegiatan-kegiatan tersebut setelah menutup kantor sementara, dari menulis online hingga mengajar di kampus, juga sering di rumah sambil memonitor perkembangan pertumbuhan anak (alias mengasuh anak) nggak apa lah biar ngerasain jadi bapak rumah tangga. Doa saya agar semua ini segera berlalu dan saya ingin membuka kantor Notaris / PPAT dan berjuang disana.
Saya yakin usaha dan doa akan membuahkan hasil nantinya, saya masih konsisten ingin menekuni dunia Notaris / PPAT ini, meski ada banyak rintangan yang menguji, semoga semua akan baik-baik saja, bagi yang ingin berprofesi menjadi Notaris / PPAT perlu pertimbangan dan persiapan matang dalam membuka kantor tersebut agar kantor berjalan sesuai harapan, berbeda dengan yang orang tuanya sudah Notaris / PPAT tentu sudah mendapat wejangan dari orang tuanya dan tentu support modal dan sebagainya, berbeda dengan saya yang harus memikirkan agar tetap eksis di dunia Notaris / PPAT.
Sekian curhatan hati calon notaris semoga menjadi pelajaran bagi pembaca yang budiman, sebagai referensi untuk melangkah menyongsong masa depan.
Posting Komentar
Berkomentarlah yang baik agar tidak melanggar hukum dan agama