Asas hukum merupakan nafasnya hukum itu sendiri, seyogyanya segala ketetapan dan keputusan hukum haruslah selaras dengan asas-asas hukum yang ada. sebagai contoh fungsi dari asas hukum adalah ketika seseorang mengelak dari hukum dengan alasan tidak tahu aturannya maka penegak hukum dapat menggunakan dasar asas fictie hukum. ficktie hukum menganggap semua orang mengetahui telah mengetahui aturan perundang undangan yang ada (hukum positif), jadi tidak bisa seseorang mengelak dari hukum dengan alasan tidak tahu aturannya.
1. Beberapa pendapat tentang asas
hukum .
a. Bellefroid, menyebutkan bahwa
asas hukum adalah norma dasar yang dijabarkan dari hukum positif dan yang ilmu
hukum tidak dianggap berasal dari aturan-aturan yang lebih umum. Asas hukum itu
merupakan pengendapan hukum positif dalam suatu masyarakat.
b. Van Eikama Hommes, menyebutkan
asas hukum itu tidak boleh dianggap sebagai norma-norma hukum yang konkrit akan
tetapi perlu dipandang sebagai dasar-dasar atau petunjuk-petunjuk bagi hukum
yang berlaku. Dengan kata lain asas hukum adalah dasar-dasar atau petunjuk arah dalam pembentukan hukum positif.
c. P. Scholten, mengatakan bahwa
asas hukum adalah kecendrungan-kecenderungan yang disyaratkan oleh pandangan
kesusilaan kita pada hukum, merupakan sifat-sifat umum dengan segala
keterbatasannya sebagai pembawaan yang umum itu tetapi yang tidak boleh tidak
harus ada.
d. Sudikno Mertokusumo,
menyimpulkan bahwa asas hukum atau prinsip hukum bukanlah peraturan hukum
konkrit, melainkan merupakan pikiran dasar yang umum sifatnya atau merupakan
latar belakang dari peraturan yang konkrit yang terdapat dalam dan dibelakang
setiap sistem hukum yang menjelma dalam peraturan peraturan perundang-undangan
dan putusan hakim yang merupakan hukum positif dan dapat diketemukan dengan
mencari sifat-sifat umum dalam peraturan konkrit tersebut.
Asas
hukum bukanlah norma hukum konkrit karena asas hukum adalah jiwanya
norma hukum itu. Norma hukum
merupakan penjabaran secara konkrit dari asas hukum. Dikatakan asas
hukum sebagai jiwanya norma hukum atau peraturan hukum karena ia merupakan dasar lahirnya peraturan hukum. Asas
hukum merupakan petunjuk arah arah bagi pembentuk hukum dan pengambil
keputusan. Asas hukum tidak mempunyai sanksi sedangkan norma hukum mempunyai
sanksi. Pada umumnya asas hukum tidak dituangkan dalam bentuk peraturan yang
konkrit atau pasal-pasal misalnya asas fictie hukum, asas pact sunt
servanda. Akan tetapi tidak jarang asas hukum itu dituangkan dalam
peraturan konkrit seperti asas presumption of innocence dan lain-lain.
2. Pembagian asas hukum.
a. Asas hukum umum, ialah asas
yang berhubungan dengan bidang hukum dan berlaku untuk semua bidang hukum itu,
seperti asas equality before the law, asas lex posteriore derogate
legi priori, asas bahwa apa yang lahirnya tanpak benar, untuk
sementara harus dianggap demikian sampai diputus (lain) oleh pengadilan.
Menurut
P. Scholten ada 5 asas hukum umum, yaitu :
1)
Asas kepribadian
2)
Asas pesekutuan
3)
Asas kesamaan
4)
Asas kewibawaan, dan
5)
Asas pemisahan antara baik dan buruk.
Dalam
asas kepribadian manusia menginginkan adanya kebebasan individu. Dalam asas ini
menunjuk pada pengakuan kepribadian manusia bahwa manusia adalah obyek hukum,
penyandang hak dan kewajiban. Dalam asas persekutuan yang dikehendaki adalah
persatuan, kesatuan dan cinta kasih, keutuhan masyarakat.
Asas
kesamaan menghendaki adanya keadilan dalam arti setiap orang adalah sama di
dalam hukum (equality before the law), setiap orang diperlakukan sama.
Sedangkan asas kewibawaan memperlihatkan adanya ketidaksamaan.
b. Asas
hukum khusus, ialah asas yang berfungsi dalam bidang yang lebih sempit seperti dalam bidang hukum perdata, hukum pidana dan
sebagainya.
3. Fungsi asas hukum
a. Fungsi dalam hukum, mendasarkan
eksistensinya pada rumusan oleh pembentuk
undang-undang dan hakim (ini merupakan fungsi yang bersifat mengesahkan)
serta mempunyai pengaruh yang normatif dan mengikat para pihak.
b. Fungsi dalam ilmu hukum, hanya
bersifat mengatur dan eksplikatif (menjelaskan). Tujuan adalah memberi ikhtiar,
tidak normatif sifatnya dan tidak termasuk dalam hukum positif.
Contoh
asas-asas hukum :
-Asas legalitas “tiada
suatu perbuatanpun dapat dihukum, kecuali atas kekuatan undang-undang yang
telah ada sebelum perbuatan itu dilakukan (Pasal 1 ayat 1 KUHPidana = asas
undang-undang tidak berlaku surut) = Nullum
delictum sine praevia lege poenali”Asas Presumption Of Innocence
(asas praduga tidak bersalah), bahwa seseorang dianggap tidak bersalah sebelum
ada keputusan hakim yang menyatakan bahwa ia bersalah dan keputusan tersebut
telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap (inkracht)
-Asas In Dubio Pro Reo
ialah dalam keraguan diberlakukan ketentuan yang paling menguntungkan bagi si
terdakwa.
-Asas Similia Similibus ialah
bahwa perkara yang sama (sejenis) harus diputus sama (serupa).
-Asas Pact Sunt Servanda
yaitu bahwa perjanjian yang sudah disepakati berlaku sebagai undang-undang bagi
para pihak yang bersangkutan.
-Asas Geen
Straft Zonder Schuld ialah asas tiada hukuman tanpa kesalahan.
-Asas Lex Posterior Derogat
Legi Priori yaitu asas undang-undang yang berlaku kemudian membatalkan
undang-undang terdahulu, sejauh undang-undang itu mengatur objek yang sama.
-Asas Lex Superior Derogat
Legi Inferiori yakni suatu asas undang-undang dimana jika ada 2 (dua)
undang-undang yang mengatur objek yang sama maka undang-undang yang lebih
tinggi yang berlaku sedangakan undang-undang yang lebih rendah tidak mengikat.
-Asas Lex
Specialis Derogat Legi Generali yakni undang-undang yang khusus
mengenyampingkan yang umum.
Posting Komentar
Berkomentarlah yang baik agar tidak melanggar hukum dan agama