Hai sob apakabar, kali ini kita akan membahas tentang pengelolaan uang (uang) kita pribadi, bukan berarti kita selalu menghitung-hitung uang kita, tetapi soal cara memanage agar uang yang kita miliki dapat digunakan dengan maksimal, ini merupakan salah satu wujud ikhtiar kita dalam mensyukuri nikmat harta, selain dengan cara menginfakan sebagian harta kita atau sedekah maupun kewajiban (misal zakat harta) jika sudah memenuhi nisab.
Uang yang kita dapat tentu sebaiknya jangan semua dihabiskan, karena kita butuh uang darurat (meski belum tentu terpakai) dan tabungan masa depan, tentu hal itu sangat disarankan oleh konsultan keuangan, karena memang berapapun uang yang kita hasilkan tiap bulan dapat habis untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan yang tanpa batas. Oleh sebab itu kita masing-masing pribadi harus merencanakan untuk apa saja uang yang kita dapat, misal untuk uang bulanan, uang sekolah anak, dana taktis, dana tabungan (untuk investasi). Manfaat dana tabungan, Selain untuk memenuhi kebutuhan hidup pastikan ada uang untuk di tabung, baik dalam bentuk tabungan atau investasi, nah kali ini kita akan membahas soal mengelola uang pribadi dari uang tabungan kita, apakah dibelikan barang investasi seperti rumah (tanah), emas, atau deposito, reksadana, obligasi bahkan ada yang berani ke dunia saham (risiko tinggi), atau dipinjamkan ke orang untuk bermitra dengan cara bagi hasil, kesemuanya itu memiliki kelebihan dan kelemahan masing-masing, dan jika memilih menabung saham maka harus mempelajari terlebih dahulu risiko dan karakteristik saham itu sendiri.
Cara konvensional menabung adalah berbentuk uang tunai dan disimpan, atau di masukan ke bank dalam bentuk buku tabungan, jika sudah banyak ada juga dengan membeli tanah, emas, atau tetap dalam bentuk tabungan agar mudah cair, atau di simpan di rumah dalam brangkas tetapi tidak aman rawan hilang atau rusak. Hal itu cara lama dan banyak orang melakukan terutama jaman dahulu apalagi jaman uang masih dalam bentuk koin jaman kerajaan dahulu kala bank belum ada keles hehehe. Kelemahan menyimpan uang adalah nilai yang termakan inflasi sehingga nilai turun meski dari segi angka tetap, sedangkan ivestasi tanah yang tidak mudah diuangkan karena harus dijual dahulu, sedangkan emas atau perhiasan memiliki risiko penyimpanan berupa rusak atau hilang.
Cara modern saat ini dalam era digital, cara mengelola portofolio uang pribadi kita ada banyak cara, agar uang kita nilainya tidak turun melainkan tambah banyak atau paling tidak stabil, seperti judul diatas bagaimana seni mengelola uang pribadi terutama uang tabungan, yang namanya seni tidak ada yang salah atau paling benar asalkan tidak bertentangan dengan keyakinan kita, keyakinan agama yang kita anut, selama tidak dilarang boleh-boleh saja. Cara modern sat ini banyak cara digital dapat dilakukan dengan motode digital juga banyak bermunculan uang-uang elektronik, meski cara lama tidak serta merta ditinggalkan, seperti cara menabung saham, reksadana, waran, sukuk, obligasi, emas dapat dilakukan secara online.
Cara lain selain investasi di bursaefek dapat juga dalam bentuk deposito, jika menurut Dewan Syariah Nasional haram bunga dari bank konvensional termasuk deposito, maka pilihlah bank syariah, seperti Bank Syariah Indonesia (BSI), dimana bagi hasil tergantung keuntungan yang didapat tidak flat sekian persen seperti bank konvensional namun menyesuaikan dengan keuntungan yang di dapat, jika untuk besar bagihasil besar dan sebaliknya jika untung kecil bagi hasil juga akan kecil.
Cara lain adalah mengikuti financial tecnologi (fintech) dengan ikut serta menjadi peserta, dengan sistem meminjamkan uang langsung kepada anggota lain yang ingin meminjam uang, tentu ada bagihasil atau margin yang telah disepakati diawal. Penambahan yang lumayan dibarengi dengan risiko jika debitor menunggak atau macet dalam mengangsur. Saat ini banyak platform investasi digital, namun pilihlah yang legal dan berijin otoritas jasa keuangan (OJK), jika muslim pilih yang berlabel syariah.
Jadi anda memilih cara yang seperti apa, silakan dipelajari mana yang paling cocok dengan anda, apapun caranya keberhasilan investasi tergntung anda sendiri bagaimanapun caranya, setiap yang menawarkan hasil lebih tentu memiliki risiko yang besar pula.
Sebagai contoh kami berikan ilustrasi sederhana namun bukan sebagai saran hanya sebagai referensi saja, misal setiap bulan menyisihkan 1 juta setelah 10 bulan dibelikan emas batangan (10 juta), sambil menabung lagi 1 juta setiap bulan setelah 10 + 10 bulan selain dapat emas batangan tadi plus uang 10 juta, setelah 10 bulan kita asumsikan harga emas kita jual 11 juta jadi punya uang 21 juta. Sambil menabung lagi setiap bulan dilanjut 1 juta hingga 10 bulan lagi sedangkan uang 21 juta tadi kita belikan saham yang fundamentalnya bagus dan tentu harus dikelola dengan baik agar keuntungan maksimal bukannya malah berkurang, sehingga setelah 10 bulan menjadi 25 juta ditambah uang tunai 10 juta yang dikumpulkan tiap bulan tadi sehingga dalam waktu 30 bulan uang terkumpul 35 juta, nah… seterusnya terserah selera masing-masing sesuai kepribadian masing-masing.
Sekali lagi saya ingatkan jika memilih instrument investasi saham, maka pelajari dahulu sebelum terjun, karena harga saham sangat fluktuatif sehingga jika tidak paham pasar bursa bisa rugi, contoh uang 100 juta bisa berkurang jadi 70 juta atau bahkan lebih minusnya, namun jika anda pandai mengelolanya maka akan dapat sebaliknya uang 100 juta dapat berkembang jadi 500 juta namun dalam praktek tidak semudah membalikan telapak tangan, atau paling tidak dengan pengelolaan yang baik kita mendapat profit lebih baik jika dibandingkan disimpan di rekening tabungan bank.
Investasi saham memang memiliki potensi imbal hasil meleihi instrument yang lain seperti deposito atau obligasi atau sukuk, jika deposito memiliki imbal hasil yang rata-rata flat misal 4% - 6% per tahun namun bank konvensional kelemahan nya tidak ada fatwa halal dari MUI, maka boleh di coba deposito bank syariah namun imbal hasil sesuai bagi hasil keuntungan. Kembali lagi ke saham, berapa imbal hasil per tahun dari investasi di saham? jawab nya bervariasi tergatung pengelolaan, ada yang 100% ada yang 10% ada juga yang malah rugi minus (dana berkurang).
Uraian diatas dapat memberi gambaran instrument apa yang cocok untuk anda agar uang anda aman dari inflasi dan berkembang. Jika disimpan di bank maka imbal hasil juga relatif sedikit namun tidak mungkin berkurang kecuali ada dana administrasi yang melebihi bagi hasil. Ataukah emas batangan yang perlu tempat penyimpanan dan jika butuh dana harus di jual dahulu, emas memiliki kelebihan nilai cenderung relatif naik setiap tahunnya.
Jika uang anda sudah cukup banyak, seperti pesan pengusaha investasi saham Lo Keng Hong yang membeli saham dari Bursa Efek berupa saham-saham di Bursa dengan menganalisis fundamental perusahaan, maka jika anda yakin dapat terjun ke dunia saham dengan menjadi investor jangka panjang atau sesuai selera, tetapi ingat pelajari dulu dan ambil ilmu dari para investor seperti Loo Keng Hong yang di juluki investor handal dari Indonesia dengan menganalisis saham dengan fundamental bagus, atau membeli saham dengan valuasi murah, tetapi harus mampu menganalisis saham mana yang bagus untuk ke depan.
Jika anda lebih condong ke investasi konvensional, ada baiknya seperti orang-orang tua dahulu, dengan mengumpulkan uang sedikit demi sedikit dan jika ada tanah murah dan potensial dapat kita beli untuk investasi ke depan, namun investasi tanah ini sangatlah tidak liquid, meski tanah dari tahun ke tahun menyesuaikan dengan inflasi dan terus naik, jika ingin menguangkan tanah harus mencari pembeli yang terbaik (harga tinggi), harus menungggu lama kecuali sudah beruntung dapat pembeli, namun rata-rata menunggu beberapa bulan atau bahkan tahun untuk mendapat pembeli yang cocok.
Saya yakin orang yang mengerti cara mengelola uang pribadi akan memiliki keuangan yang baik, jika memiliki penghasilan yang baik pula, disini kita asumsikan orang yang bekerja atau berwiraswasta dan memiliki penghasilan setiap bulan sehingga dapat menyisihkan uang untuk ditabung. Selain ilmu mengelola kepribadian orang per orang juga mempengaruhi hasil investasi, misal si A dan si B sama sama memiliki penghasilan 10 juta perbulan namun si A suka foya-foya sedangkan si B suka menabung, maka anda dapat menilai sepuluh tahun ke depan bagaimana keadaan keuangan si A dan si B, pasti berbeda.
Posting Komentar
Berkomentarlah yang baik agar tidak melanggar hukum dan agama