Mau dapat penghasilan dari perusahaan besar, beli sahamnya dong! Hari ini punya saham PGN besoknya punya saham Antam, waktunya harga naik jual lagi kemudian belikan saham yang berpotensi menguntungkan, dan begitu seterusnya dalam mengelola portofolio keuangan pribadi namun harus hati-hati karena jika salah penempatan malah rugi. Selain capital gain (selisih harga saham) investasi saham juga dapat mengharapkan deviden saja, jika modal cukup besar, jika 100 juta bolehlah dikelola di pasar saham dengan beberapa metode dengan campuran mengharap capital gain dan deviden, disinilah dibahas salah satu cara mengatur keuangan terutama uang dingin (uang bukan hutang, bukan untuk kebutuhan harian, bukan dana darurat).
Jika uang 100 juta jangan mengharap penghasilan yang berlebihan, setiap bulan kita untung 2% -5 % sudah bagus jika konsisten, bahkan ada yang malah buntung alias rugi karena salah memilih saham, nah bagaimana cara agar mendapat profit dari jual beli saham dengan modal 100 juta? Kita bahas secara garis besar saja jika anda tertarik anda dapat membaca buku tentang trading saham atau investasi saham juga kelas-kelas yang mengajari tentang investasi saham, sekaligus untuk belajar cara investasi.
Jika anda belum pernah sama sekali terjun di dunia saham hal pertama yang perlu anda lakukan adalah mencari perusahaan sekuritas sebagai sarana jual-beli, dengan memiliki akun sekuritas kita dapat melakukan beli saham apa saja yang sedang aktif diperdagangkan di Bursa Efek Indoneia (BEI). Untuk memulai sebagian sekuritas mensyaratkan hanya dengan isi saldo ke RDN (rekening dana nasabah) minimal 100 ribu, ada juga yang minimal 10 Juta atau beberapa juta, sesuai dengan kemampuan financial masing masing dan ketentuan perusahaan sekuritasnya.
Indopremier sekuritas yang menawarkan top up 100 ribu sudah akitif akunnya untuk beli saham, untuk pemula memang sebaiknya memakai modal kecil untuk mempelajari teknik jual beli saham, tentang cara beli dan cara jual, lakukan jual dan beli sedikit demi sedikit untuk latihan agar terbiasa untuk jual-beli saham, khusus nya para trader saham yang akan memakai teknik scalping atau one day trading, karena harga saham sangat fluktuatif sehingga jika telat beli atau jual akan tidak sesuai harapan (RUGI), maka sangat penting belajar jual-beli saham secara teknis.
Setelah mumpuni cara jual dan beli sembari belajar itu dapat juga mempelajari saham-saham yang ada di bursa efek, secara umum analisa saham ada analisis fundamental dan analisis teknikal, analisis fundamental ini melihat kinerja perusahaannya hal itu didapat dari data yang dilaporkan di bursa efek, seperti harga saham di pasar apakah sama atau lebih rendah atau lebih tinggi dengan harga perhitungan ((PBV)), apakah perusahaan untung atau rugi dan sebagainya. Mengenai analisa teknikal biasanya untuk para trader harian yang mencari keuntungan dari selisih harga, semakin fuktuatif maka semakin diminati para trader, analisa teknikal hanya melihat grafik pergerakan harga, melihat historis harga saham beberapa hari, minggu, bulan, atau tahun ke belakang untuk memprediksi harga sham nantinya apakah akan naik atau turun, setiap prediksi tidak selalu benar karena analisis hanya alat bantu maka perlu adanya manajemen uang agar meminimalisir risiko dalam investasi, dan rencana investasi yang matang dan perlu disiplin sesuai rencana.
Untuk pemula tidak disarankan untuk trading harian atau teknik scalping karena dibutuhkan pengetahuan dan ketranpilan untuk mendulang keuntungan, jika nekat bisa jadi malah rugi, kan nggak enak. Bagi pemula pilihlah saham-saham yang masuk LQ 45 atau pilih saham yang berfundamental bagus, bagaimana cara mengetahui saham itu berfundamental bagus, hehehe …. Belajar dong, di blog ini ada artikel lain membahas tentang mempelajari itu, dapat di cari di blog ini untuk menambah wawasan meski secara singkat dan garis besar saja sebagai pengenalan dunia investasi termasuk investasi saham.
Oke, kita coba membahas sesuai judul dengan uang 100 juta dapat keuntungan berapa, ngomongin untung ya harus rajin belajar jual-beli dan belajar analisa dulu ya, tidak jarang orang yang baru kenal saham dan rugi ada juga. Jadi intinya belajar dulu baru terjun dengan uang agak gede, misal mulai dengan 1 juta kemudian 3 juta dan seterusnya, baru jika sudah dapat untung konsisten dan mengerti pasar modal khusus saham dapat mengunakan uang 100 juta tersebut, atau anda nekat baru mulai langsung pakai uang 100 juta, yang menurut saya sih boleh saja asal jangan menyalahkan orang lain jika portofolio anda merah alias rugi.
Cara aman adalah uang 100 tadi jangan dibelikan semua belilah saham yang fundamental bagus dan rajin-bagi deviden, misal bulan ini beli saham X yang akan bagi deviden beli 25 juta misal, dan setelah hari eks date deviden ketika harga anjlok ke titik support anda dapat membelinya lagi sekitar 25 juta, jika naik lagi kesempatan jual, dan begitu seterusnya di bulan berikutnya. Misal beli saham 25 juta dengan yield deviden 3% maka dapat deviden sekitar 750 ribu jika 50 juta dengan yield deviden 3% dapat 1,5 juta sekititsih tapi bagi saya itu lumayan jika rutin, jika uang segitu kurang maka modal dapat ditambah namun harus memakai manajemen uang yang baik misal belikan saham hanya 25 % atau 50% dengan memakai diversivikasi atau beberapa saham dari keseluruhan modal, sisanya 75 atau 50 % sebagai dana cadangan untuk membeli saham jika turun sehingga ketika sudah balik modal dapat dijual kembali (average down).
Jadi anda dengan uang 100 juta tersebut dapat mendapat deviden 750 ribu setiap bulan jika anda dapat mengatur fortofolio anda dengan menempatkan di saham-saham yang akan bagi deviden, biasanya tidak setiap bulan ada yang bagi deviden namun anda dapat mencari dan dalam satu bulan dapat membeli beberapa saham yang akan bagi deviden beberapa kali sehingga 12 saham dalam setahun yang bagi deviden, sehingga sama saja sebulan sekali anda dapat deviden.
Oleh karena itu anda harus belajar dahulu saham-saham mana yang akan bagi-deviden dan kapan waktu yang tepat untuk membeli dan menjual kembali agar tidak rugi dan mendapat deviden. Beli disaat harga masih normal dan dimiliki hingga eks date (perdagangan tidak memuat deviden) dan biasanya saat eks date harga turun, maka tunggu dulu harga normal baru dijual kembali agar kita tidak rugi. Maka dari itu saat harga turun dititik terendah kita dapat melakukan everage down dengan dana cadangan yang kita miliki, setelah portofolio kita hijau dapat kita jual lagi, kemudian belikan lagi saham yang akan bagi-bagi deviden seperti teknik diatas tadi. Seperti itu teori dalam belajar investasi khususnya investasi saham, semoga dapat dimengerti dan sebagai cambuk untuk mempelajari dunia saham khususya Bursa Saham di Indonesia.
Tulisan ini tentu ditujukan untuk pemula dalam dunia saham, bagi yang sudah berpengalaman maka saya yakin anda sudah mengerti dan semoga dapat mempraktekan teknik mendulang Rupiah di Bursa Saham dengan teknik ini.
Posting Komentar
Berkomentarlah yang baik agar tidak melanggar hukum dan agama