Awal 2020 atau sekitar nya yaitu akhir 2019 banyak Warga Negara Indonesia yang berada di China, khususnya di Wuhan dimana kita ketahui dimedia dikabarkan di Wuhan saat itu sedang terjadi wabah virus menular, pemerintah Indonesia dengan cara sangat hati-hati memulangkan sebagian Warga Negara Indoesia (WNI) baik yang menjadi Tenaga Kerja Indonesia atau sedang belajar disana. Menggunakan pesawat khusus para WNI tersebut dibawa ke Indonesia dengan hati-hati, sebelum pulang ke rumah masing-masing mereka di karantina dan dipastikan tidak membawa virus.
Natuna, menjadi pulau yang dijadikan tempat karantina yang
memang pulau natuna berbatasan dengan wilayah cina (laut nya), sehingga
dikatakan relatif dekat. Saat itu masyarakat natuna sendiri keberatan kalau
daerahnya menjadi tempat karantina WNI yang baru pulang dari Wuhan atau china,
ketakutan itu memang beralasan dan semua itu terjadi saat ini.
Awal mula virus tersebut masuk dan menyebar di Indonesia
sendiri tidak tahu pasti siapa pertama kali yang menularkan. Penerbangan luar
negeri termasuk ke china waktu Indonesia belum terkonfirmasi virus masih terbuka atau masih beroperasi, kegiatan usaha pariwisata juga masih
berjalan nah saat itulah terjadi infiltrasi tentara corona ke wilayah NKRI, dengan
diam-diam tanpa permisi.
Disatu sisi kita memulangkan WNI dengan hati-hati, disisi
lain kita mengijinkan WNA atau WNI yang berasal dari luar negeri beberapa keluar masuk, meski telah berhati-hati kita masih kecolongan sehingga tidak ayal ada salah satu atau beberapa "agen" yang membawa virus
tersebut ke Indonesia, mungkin saja agen tersebut juga tidak sengaja dan tidak
mengetahui kalau dirinya membawa virus.
Menarik nafas panjang …… mmmmpppppsssstttttttt …… semua sudah
terjadi dan kami turut prihatin tetapi kita harus kuat menghadapi ini semua,
tulisan ini bukan bermaksud memojokan pemerintah atas kebijakan-kebijakan yang
telah lalu khususnya mengenai keluar masuknya orang dari dan ke luar negeri,
kami yakin apa pertimbangan pemerintah untuk kebaikan rakyat Indonesia untuk
menghidupi rakyat Indonesia. Negara ini butuh pemasukan untuk roda perekonomian
dan jalannya pemerintahan. Kegiatan usaha ekspor impor atau usaha wisata tidak
mudah untuk dihentikan waktu itu, kami yakin pemerintah telah mempertimbangkan
baik-baik dan mengambil kebijakan yang tepat.
Kita kecolongan, bahkan kita tidak tahu kapan “maling” itu
masuk ke Indonesia dan menyebarkan keresahan keseluruh penjuru tanah air. Waktu
pertama kali pasien terkonfirmasi infeksi ini tidak langsung divonis positif,
namun hanya di anggap sakit pernafasan biasa dan hanya diberikan obat untuk
rawat jalan, karena tidak kunjung sembuh
maka inisiatif mengirimkan sampel entah kemana untuk mendeteksi apakah ada
infeksi corona atau tidak dan hasilnya positif, sehingga harus dikarantanina di
rumah sakit di Jakarta. Kami berfikir tentang ketika pasien tersebut memeriksakan
diri, apakah pasien tersebut telah kontak dengan berapa orang, dan apakah menyebarkan
virus tersebut atau tidak kita tidak tahu persis. Kalau saja kita dapat mem –
PAUSE- hidup kita beberapa saat 14 hari misal, dan tidak ada kontak antara satu
denga yang lain, mungkinsaja virus itu tidak akan mampu bertahan di Indonesia,
tetapi itu hanya ada di film kartun saja.
Ataukah ada agen-agen pembawa virus lain selain pasien
pertama dan kedua tersebut, menurut pemberitaan dari berbagai media bahwa
pasien ke 1 dan ke 2 terlular warga Negara Jepang saat berkunjung ke Indonesia,
dan WNI tersebut terdeteksi di Malaysia. Sehingga Indonesia turut khawatir atas
hal itu sehingga melakukan tracking, dan apakah tracking tersebut membuahkan
hasil maksimal? WNJ tersebut telah kontak berapa orang di Indonesia atau di
Negara tetangga? Kita tidak tahu pasti dan itu salah satu proses masuknya virus
ke Indonesia dan apakah ada proses-proses lain saat itu atau sebelumnya hanya
Tuhan yang tahu, dan pasti atas kehendak Tuhan, mari kita berdoa kepada Tuhan
agar semua cepat berlalu dan baik-baik saja.
Posting Komentar
Berkomentarlah yang baik agar tidak melanggar hukum dan agama